Ditulisan ini saya mau berbagi tentang perjalanan 5 hari 4
malam di Pesisir Barat Provinsi Lampung, kali ini saya melakukan perjalanan
sendirian dan bener-bener buta mengenai pesisir barat dan tidak ada kenalan
dikota tersebut hanya ada adik dari temen sekolah waktu jaman sekolah dulu yang
nantinya jadi tempat singgah dan tanya-tanya, sebenrnya perjalanan ini dalam
rangka melupakan seseorang haha, persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari mulai
searching di internet mengenai transportasi, penginapan dan destinasi wisata.
Setelah buat itinerary yang gak mateng-mateng amat saya putuskan berangkat
tanggal 28 Oktober 2020, karena bertepatan dengan cuti Bersama tanggal 28
Oktober – 1 November 2020 jadi lumayan lah buat liburan agak jauhan dikit.
![]() |
Tanggal 28 Oktober 2020
Start dari Lampung Tengah pukul 07.00 naik motor, saya pilih
rute metro-gedong tataan-pringsewu-kota agung-sedayu-bengkunat-krui pilih rute
ini karena pertimbangan kemanan hehe, kalau lewat jalur utara (kotabumi-liwa)
banyak temen tidak menyarankan kalau jalan sendiri, sampai di Tanggamus sekitar
pukul 10.00 lanjut lewat wonosobo lalu sedayu nah disinilah perjalanan bisa
dibilang agak ekstrim karena harus melewati tanjakan yang cukup curam dan
melewati Kawasan taman nasional bukit barisan selatan di tanjakan sedayu banyak
longsoran yang sedang dibersihkan sama alat berat dan terlihat disekitar jalan
bekas banjir bandang, oh ya kalau musim hujan hati-hati lewat sini karena
sering longsor, melewati Kawasan Taman Nasional jalan lumayan mulus berliku dan
naik turun, hati- hati kalau berjalan di Kawasan karena banyak beruk (monyet)
yang nongkrong di jalan raya, mereka ga mau minggir udah kaya preman lokal,
biasanya mereka bergerombol nunggu pejalan ngasih makanan. Pukul 12.30 sampai
di Kecamatan Ngambur istirahat sambil makan lontong sayur khas pesibar
![]() |
Lontong Sayur Pesibar 10rb Enak Banget |
Nelpon adiknya temen yang tinggal disekitar situ buat numpang nginep semalam, soalnya mau ngejar kapal ke pulau pisang udah gabisa kapal terakhir jam 14.00 sedangkan rumah temen masih sekitar 1,5 jam lagi, oh ya adiknya temenku ini ternyata petani cabai dan rempai ada 2 Ha lebih garapanya, singgah ke kebunya dulu karena masih ada kerjaan sambal santai digubuk.
Tanggal 29 Oktober 2020
Berangkat dari kecamatan ngambur pukul 05.30 karena
informasi yang saya dapat kapal ke pulau pisang paling pagi pukul 08.00 karena
belum nyiapin logistik dan biar ga ketinggalan kapal juga, sampai di dermaga
tembaka pukul 07.00 ternyata tidak ada kapal yang bias bersandar karena ombak
besar dan disana juga sudah ada beberapa wisatawan yang akan nyebrang ke pulau
pisang dan beberapa TNI yang akan tugas di pulau yang ga bias menyebrang,
akhirnya disaranin buat ke dermaga kuala stabas yang ada di kota krui, karena
disana pasti ada yang berangkat setiap hari, FYI untuk menuju pulau pisang bisa
di capai melalui pelabuhan tembaka dengan jarak tempuh 15 menit pake kapal atau
dermaga kuala stabas di kota krui dengan waktu tempuh 1 jam. Akhirnya langsung
meluncur ke krui untuk mengejar kapal yang berngkat ke pulau , jarak antara pelabuhan
kuala stabas dan tembaka sekitar 16km
![]() |
Gerbang Masuk Dermaga Kuala Stabas |
sampai di dermaga kuala stabas motor dititipin di penitipan yang ga jauh dari pelabuhan, setelah cari-cari ternyata tidak ada kapal khusus yang ngangkut wisatawan/orang, yang ada kapal angkutan barang yang disisipin penumpang, ada 1 alternatif lain yaitu charter pulang pergi satu kapal 600-700rb tergantung nego sama pemilik kapal dengan kapasitas sekitar 20 orang, hari itu lumayan banyak yang mau nyebrang ke pulau, karena momen libur cuti Bersama mungkin.
![]() |
Aktivitas Bongkar Muat Dermaga Kuala Stabas |
pukul 10.30 berangkat dari pelabuhan saat itu ombak lumayan besar sepanjang perjalanan lumayan bikin was-was perahu yang saya naiki isinya sembako ditambah 16 orang wkkwk gokil perahunya lumayan kecil dengan 2 sayap dikanan kiri. sekitar satu jam sampai didepan pulau pisang yang sudah tampak disambut banyak orang, ternyata kondisi ombak besar ga mudah buat menyandarkan kapal di pulau, ada trik khusus perahu kami menunggu kira kira 5 menit didepan pulau buat cari momen yang pas , jadi ngikutin ombak yang menghempas jadi kapal ikut diatas ombak buat meluncur ke pulau dan sebelum mendarat semua penumpang sudah di briefing begitu kapal mendarat, segera lari ke daratan, sontak saja ketika kapal dah mulai mendarat semua berlarian ditambah suara nakhoda yang lari sambil bawa anak kecil teriak “lari lari” bikin kocar kacir satu perahu. begitu mendarat kapal langsung diikat dan ditarik sama orang-orang yang sudah menunggu soalnya ombak takut ngehempas kapal
![]() |
Pulau Pisang |
Sampai di pulau pisang semua wisatawan diarahkan ke kantor kelurahan untuk di data serta membayar retribusi sebesar 5.000 dan di cek suhu tubuh karena saat ini masa pandemi jadi pengamanan cukup berbeda Ketika memasuki pulau pisang, di kanto rkelurahan ini informasi cukup lengkap, mulaio dari homestay, penyewaan kendaraan bermotor, informasi wisata, jika kita sudah booking homestay langsung diantar ke lokasinya, cukup ramah dan membantu. karena sebelumnya saya sudah booking di Adam Homestay saya langsung diantarkan sama anak kecil ke lokasi yang tidak terlalu jauh dari kantor kelurahan, oh iya di pulau pisang desa dinamakan pekon, ada 4 pekon yang tergabiung dalam kecamatan pulau pisang.
![]() |
Homestay Adam |
sampai di homestay langsung disuruh makan siang karena dah pukul 13.00, karena homestay jadi makananya ikut pemilik rumah, yang begini yang saya cari karena lebih tau citarasa lokal masakan rumahan, isitirahat bentar minjem motor pemilik rumah keliling pulau pisang, pertama ke Pantai Batuguri yang ada di sisi belakang pulau pisang, biasanya pantai ini jadi spot untuk melihat sunset, karena sore itu mendung dan hujan lumayan deres jadi gadapet sunrise, ombak juga lumayan besar sampai air masuk ke penahan ombak di sisi-sisi pulau
![]() |
Pantai Batu Guri |
lalu keliling pulau pisang, rasanya seperti Kembali ke jaman colonial, karena bentuk rumah yang berarsitektur jaman belanda, dengan ciri jendela besar tembok tebal dan pelataran yang luas, tapi kebanyak rumah disini kosang karena banyak penduduk yang merantau ke daratan pulau sumatera, bersekolah atau kuliah karena di sisni sekolahan hanya sampai tingkat smp, oh ya disini ada bangunan SD yang arsitekturnya jaman belanda, terbuat dari papan, ini salah satu spot yang menarik dan wajib dikunjungi, puas foto-foto lanjut ke dermaga pulau pisang, lokasi ini yang pantainya paling bagus, karena pasir putih menghampar luas, bisa buat main bola, mayoritas penduduk pulau ini nelayan dan petani cengkeh, banyak pohon cengkeh di bagian belakang pulau ini dan kelapa, selain itu ikan blue marlin atau kalau Bahasa lokal ikan tuhuk jadi salah satu andalan hasil laut masyarakat harganya lumayan mahal.
pagi pukul 05.00
sudah bangun lalu subuhan di masjid skitar homestay, lalu pulang udah dimasakin
nasi goreng sama ibu homestay , karena keamrin dah dipeseni oang yang punya
jukung (perahu) jam 6 harus standby di pantai karena kemungkinan pagi dah
berngkat ke krui, abois sarapan lalu dianter ke pantai sama orang homestay naik
motor, ternyata suda pada siap , rata rata mereka mau belanja atau ada
kepentingan di kota krui, pagi itu ombak cukup tenang, dan berharap ada
lumba-lumba menyapa. oh ya naik perahu kali ini dikasih plastik untyuk selimut
biar ga kecipratan air, kayanya ini dah standar pelayanan kapal disini biar
kalau mau kekota tetap rapi dan ga basah
Perahu Persiapan Ke Pulau Pisang
Tunggu dipostingan selanjutnya, Berkeliling Kota Krui